Sekilas Mengenai Junichiro Tanizaki

Junichiro Tanizaki
source : reddit


Jika berbicara tentang JUNICHIRO TANIZAKI, hal yang pertama kali terlintas adalah karya-karya beliau yang vulgar dan erotis, namun juga sarat akan kritik sosial dan budaya Jepang. Lahir di Tokyo, 24 Juli 1886, dan meninggal pada umur 79 tahun (30 Juli 1965), Tanizaki masuk dalam jajaran penulis yang memiliki nama besar di masanya, dan bahkan mungkin yang terpopuler setelah Natsume Soseki.

Sebagian karyanya menampilkan dunia seksualitas yang mengejutkan dan obsesi erotis yang destruktif, dan sebagian lagi dari karyanya yang tidak begitu sensasional, menggambarkan secara halus kehidupan keluarga dalam konteks perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat Jepang abad ke-20. Cerita-cerita yang ditulisnya sering mengangkat tentang pencarian identitas budaya, dan perbandingan budaya barat (Eropa) dan timur (Jepang) di masa itu.

Di novel Tanizaki yang berjudul THE KEY (Kagi), kita bisa mendapatkan kisah tentang seorang dosen Bahasa Inggris yang sudah tua mengatur skenario penyelewengan istrinya dengan lelaki lain yang lebih muda darinya supaya hasrat seksualnya (pak dosen) yang sudah loyo pulih kembali. Sebuah perilaku seksual yang menyimpang dari pak dosen ini akan sangat mempengaruhi kehidupan perkawinan mereka setelahnya, dan begitu juga dengan psikologis istrinya yang awalnya adalah seorang wanita baik-baik menjadi ikut menikmati permainan suaminya ini. Dan gilanya lagi, lelaki yang dijadikan selingkuhan istrinya adalah calon menantunya. Novel ini diceritakan dari dua sudut pandang, yaitu dosen tadi dan istrinya, diceritakan masing-masing mempunyai diary, tapi tak ingin pasangannya tahu satu sama lain. Walaupun sebenarnya si dosen membuka kesempatan tersebut dengan cara tidak pernah mengunci diarynya. Tapi si istri tidak pernah membuka diary tersebut.

Kemudian novel bejudul NAOMI (Chijin No Ai) yang sangat digemari oleh anak muda Jepang saat itu sampai menjuluki diri mereka “Naomi-ism”. Naomi ini pada awalnya merupakan cerita bersambung di koran Osaka Asahi hingga pada chapter 16 pemerintah menyensor agar Naomi tidak boleh dilanjutkan lagi, dan lima bulan kemudian Tanizaki melanjutkannya kembali di majalah Josei sampai selesai tanpa masalah. Berkisah tentang wanita muda yang independen, obsesi seksual, dan identitas budaya, Naomi menjadi novel pertamanya yang amat sangat laris hingga mengangkat namanya. Mungkin novel ini menjadi semacam komentarnya tentang dilema westernisasi waktu itu. Tanizaki, cenderung sinis pada hal yang berkaitan dengan westernisasi karena dia berpendapat bahwa westernisasi menggerus kebudayaan tradisional jepang.

Baca Juga "Pahlawan Orang Gila"

Kedua novel di atas THE KEY dan NAOMI diceritakan dari sudut pandang orang pertama protagonisnya. Kedua tokoh utama dalam novel-novel di atas juga memiliki satu kesamaan preferensi seksual, yaitu foot-fetish. Saya pikir cukup freak juga Tanizaki ini (mungkin dia sendiri juga foot-fetish) sampai bisa menulis novel-novel barusan dengan sangat detail dan mendalam dengan tema unik yang diangkatnya.

Novel lainnya yaitu SOME PREFER NETTLES (Tade Kuu Mushi). Untuk yang ini tidak terdapat penyimpangan seksual yang aneh-aneh seperti kedua novel sebelumnya. Tema yang diangkat adalah tentang perceraian, dan kegalauan tokoh-tokohnya benar-benar diceritakan dengan jelas di sini. Mungkin saja novel ini merupakan curahan isi hati dan pikiran Tanizaki sendiri menjelang perceraiannya dengan istrinya, karena dua tahun kemudian mereka memang benar-benar bercerai.

Yang membuat jatuh cinta pada karya-karya beliau adalah tema nya yang unik dan kedalaman cerita yang dibawanya di setiap novelnya. Tidak pernah lepas dari unsur budaya, serta membandingkan dengan telak antara budaya barat dan timur, selalu dibawakannya di semua novelnya nyaris tanpa sensor.

No comments:

Post a Comment

Halo ! Silakan tinggalkan komentar dengan menggunakan bahasa yang baik. Link hidup akan otomatis terhapus ya n_n

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com